A.
Latar Belakang
Perkembangan grafika juga dipengaruhi
oleh perkembangan teknologi cetak. Teknologi cetak memungkinkan gambar yang
sama dibuat berulang-ulang. Teknologi cetak pada awalnya menggunakan acuan
cetak berupa papan kayu yang diukir dan dicetakkan pada permukaan kain dan
kertas. Teknik tersebut digunakan di China pada Dinasti Han sekitar 206 Sebelum
Masehi hingga 220 Masehi. Artefak sebagai hasil karya tertua yang menggunakan
teknologi papan kayu berukir tersebut dikenal dengan nama The Pure Light
Dharani Sutra, yang diperkirakan dibuat pada tahun 704 Masehi di Korea. Pada
sekitar tahun 1040, Bi Seng di China membuat inovasi berupa acuan cetak yang
berupa huruf yang dapat disusun sesuai dengan kalimat yang akan dicetak, yang
terbuat dari keramik. Pada abad ke-13 di Korea, muncul inovasi berupa huruf
acuan cetak yang terbuat dari logam.
Pada tahun 1433, Johannes Guttenberg,
seorang pandai besi di Jerman, membuat inovasi berupa penggunaan mekanik untuk
menekan acuan cetak terhadap kertas. Teknologi mekanik tekan ulir ini serupa
dengan mekanik yang digunakan pada pengolahan hasil pertanian pada masa itu.
Mesin cetak Guttenberg juga menggunakan acuan cetak berupa huruf-huruf yang
dapat disusun terbuat dari logam serupa dengan yang dikembangkan di Korea pada
abad ke-13.
Teknologi pencetakan terus berkembang
seiring dengan perkembangan teknologi. Teknologi elektronika dan informatika
menjadi dasar dari perkembangan teknik cetak digital yang kita kenal saat ini.
Gambar atau grafis dibuat pada komputer dalam format digital lalu dicetak
dengan printer. Cetak digital dapat diaplikasikan pada berbagai permukaan
seperti kertas, kain, dan keramik. Kualitas hasil cetak digital bervariasi
bergantung pada kualitas printer dan permukaan bahan yang dicetak.
Teknologi grafika menghasilkan produk
grafika. Produk grafika terdiri atas teks dan gambar yang tersusun membentuk
informasi atau keindahan. Produk grafika dapat berupa karya desain atau karya
seni. Baik karya desain maupun karya seni pada umumnya menyampaikan informasi
atau pesan sekaligus keindahan. Karya desain grafis dihasilkan oleh profesi
desainer grafis, menyampaikan informasi dan pesan dengan jelas. Pada karya
desain grafis, teks dan gambar dibuat agar saling menguatkan pesan yang akan
disampaikan.
Salah satu contoh karya desain grafis
misalnya poster kampanye Cinta Lingkungan. Pada poster tersebut, terdapat teks
berupa ajakan untuk mencintai lingkungan agar tetap lestari. Gambar pada poster
tersebut menggambarkan kondisi lingkungan yang rusak dan kondisi lingkungan
yang lestari. Pesan yang disampaikan melalui desain grafis yang memadukan teks
singkat dengan gambar lebih efektif dalam menyampaikan pesan. Pada karya seni
grafis, pesan yang disampaikan pada umumnya tersirat melalui perumpamaan yang
dihadirkan melalui gambar atau teks yang ada pada karya tersebut.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
di dalam makalah tentang Wirausaha Produk Grafika ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan usaha produk grafika?
2. Bagaimana perancangan produk grafika?
3. Bagaimana produksi produk grafika?
4. Bagaimana kemasan produk grafika?
5. Bagaimana penghitungan biaya produksi produk grafika?
6. Bagaimana pemasaran langsung produk grafika?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Wirausaha Produk Grafika ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perencanaan usaha produk grafika.
2. Untuk mengetahui perancangan produk grafika.
3. Untuk mengetahui produksi produk grafika.
4. Untuk mengetahui kemasan produk grafika.
5. Untuk mengetahui penghitungan biaya produksi produk grafika.
6. Untuk mengetahui pemasaran langsung produk grafika.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perencanaan Usaha Produk Grafika
Bidang teknologi grafika memiliki beragam
peluang usaha. Peluang usaha pada bidang teknologi grafika dapat dilihat dari
kebutuhan yang ada di wilayah setempat, melihat ketersediaan bahan dan material
yang ada maupun dengan melihat usaha grafika yang sudah ada di wilayah sekitar
kita. Sumber daya usaha yang dibutuhkan untuk wirausaha
produk grafika adalah bahan baku atau material, teknik dan alat, serta
keterampilan.
Wirausaha produk grafika dapat dimulai
dengan melihat potensi bahan baku, potensi teknik dan keterampilan yang ada di
daerah tersebut. Bahan yang dibutuhkan untuk produk grafika adalah bidang datar
yang akan dicetak, pewarna dan alat cetak. Alat cetak yang dibutuhkan
bergantung pada teknik cetak yang akan dipakai. Ada 5 jenis teknik cetak
berdasarkan prinsipnya, yaitu seperti berikut.
Pada jenis teknik cetak tinggi, zat
pewarna ditempatkan pada permukaan tertinggi dari bidang pencetak (acuan
cetak). Bidang pencetak dapat berupa balok kayu, karet, logam atau bahan
lainnya yang diberi gambar atau tulisan. Gambar atau tulisan tersebut diukirkan
pada satu permukaan bidang. Warna dioleskan pada permukaan bahan yang sudah
diukir lalu dicetakkan pada permukaan kertas atau bahan datar lainnya.
Tinta yang tercetak pada kertas sesuai
dengan gambar pada permukaan tertinggi dari ukiran bidang cetakan. Gambar yang
dihasilkan akan berupa gambar kebalikan (reverse) dari gambar pada acuan
cetak. Contoh dari cetak tinggi adalah stempel. Teknik cetak yang termasuk
dalam jenis teknik cetak tinggi di antaranya cukil kayu dan cap. Cetak tinggi
merupakan prinsip yang digunakan pada awal teknik cetak digunakan di China dengan
acuan cetak papan kayu hingga mesin cetak Guttenberg.
Pada jenis teknik cetak dalam, zat
pewarna ditempatkan pada permukaan terdalam dari bidang pencetak (acuan cetak).
Bidang pencetak dapat berupa balok kayu, karet, logam atau bahan lainnya yang
diberi gambar atau tulisan. Gambar atau tulisan tersebut diukirkan pada satu
permukaan bidang. Warna dimasukkan pada rongga pahatan bahan yang sudah diukir
lalu dicetakkan pada permukaan kertas, plastik tipis, aluminium foil dan
material datar lainnya.
Tinta yang tercetak pada kertas akan
berupa gambar timbul sesuai dengan gambar pada rongga ukiran bidang cetakan.
Gambar yang dihasilkan akan berupa gambar kebalikan (reverse) dari
gambar pada bidang acuan cetak. Contoh dari cetak tinggi adalah pencetakan
gambar pada uang kertas. Teknik cetak yang termasuk dalam jenis teknik cetak
dalam di antaranya rotogravure dan etsa.
Pada jenis teknik cetak datar, bidang
pencetak atau bidang acuan cetak berupa permukaan datar yang memiliki dua jenis
lapisan permukaan. Satu jenis lapisan mengikat tinta, sedangkan satu jenis
lapisan lainnya tidak mengikat tinta. Bidang yang bertinta akan menjadi bidang
pencetak (acuan cetak). Gambar yang dihasilkan akan berupa gambar kebalikan (reverse)
dari bidang acuan cetak. Contoh dari produk grafika dengan teknik cetak datar
adalah koran dan majalah.
Pencetakan offset dapat menggunakan 1
tinta hitam saja untuk menghasilkan cetakan dengan nuansa hitam dan abu-abu
atau 3 warna dan hitam untuk hasil cetakan berwarna seperti majalah. Pada
pencetakan berwarna, cetak ofset memiliki 4 buah acuan cetak, yaitu acuan cetak
untuk warna biru (cyan), merah (magenta), kuning (yellow),
dan hitam (disebut key) atau dikenal dengan CMYK.
Cetak tinggi, cetak dalam dan cetak datar
pada prinsipnya mengaplikasikan tinta pada bidang acuan cetak dan kemudian
memindahkan tinta dari bidang acuan cetak ke permukaan kertas atau permukaan
datar lainnya. Berbeda dengan ketiga jenis teknik cetak tersebut, cetak saring
mengaplikasikan tinta langsung pada permukaan bidang datar. Gambar dihasilkan
dengan memberikan lapisan penghalang tinta sesuai gambar yang diinginkan.
Berbeda pula dengan teknik cetak tinggi, cetak dalam dan cetak datar yang
menghasilkan gambar terbalik (reverse), cetak saring menghasilkan gambar
yang sama dengan acuan cetaknya.
Acuan cetak pada cetak saring dapat
berupa stensil (pola gambar) yang diletakan di antara kertas dengan screen
atau dengan mencetakkan gambar acuan pada screen. Teknik cetak saring
pada umumnya menggunakan screen. Maka, teknik ini dikenal dengan sebutan
screen printing. Cetak saring dikenal pula dengan sebutan sablon. Teknik
cetak saring dengan menggunakan stensil dapat dilakukan tanpa screen,
yaitu dengan langsung menyemprotkan pewarna pada bidang datar yang sudah
dilapisi stensil (pola gambar). Teknik tersebut serupa dengan teknik yang
digunakan pada lukisan prasejarah cetakan tangan pada gua.
Cetak digital adalah proses cetak yang
terjadi tanpa bidang acuan cetak. Proses pada pencetakan digital diatur dan
dilakukan secara digital dengan menggunakan komputer. Cetak digital dikenal
juga dengan sebutan digital printing. Mesin yang digunakan untuk cetak digital
adalah printer.
B.
Perancangan Produk Grafika
Proses perancangan produk grafika diawali dengan melihat kebutuhan pasar
atau identifikasi masalah yang dapat memanfaatkan produk grafika sebagai
solusinya seperti kemasan makanan, kartu ucapan, gambar pada kaos atau stiker.
Identifikasi masalah dilanjutkan dengan pembuatan gambar atau sketsa ide. Ide
terbaik kemudian dikembangkan menjadi produk grafika yang akan dibuat,
dilanjutkan dengan persiapan produksi dan proses produksi. Produksi adalah
membuat produk hasil rekayasa sehingga siap dijual.
Perancangan produk bertujuan untuk menemukan solusi dari sebuah
permasalahan, dalam hal ini produk grafika. Produk grafika bertujuan untuk
memberikan informasi dan keindahan. Maka, permasalahan adalah masalah kebutuhan
informasi dan keindahan. Proses perancangan diawali dengan mengidentifikasi
permasalahan informasi yang dibutuhkan dan informasi yang akan diberikan.
Contoh-contoh masalah dengan solusi produk grafika,
a. Produk pangan khas daerah dihasilkan oleh
industri kecil menengah. Produk tersebut hanya dikemas oleh plastik bening dan
tidak memiliki label. Pembeli tidak mengetahui produk apakah itu, apa rasanya,
bagaimana cara mengonsumsinya, dan kapan batas tanggal pemakaiannya. Produk
pangan khas daerah tersebut membutuhkan produk grafika berupa kemasan atau
label yang dapat memberikan informasi sekaligus daya tarik bagi konsumennya.
b. Pada kegiatan olahraga, seragam tim
sepakbola atau cabang olahraga lain biasanya membutuhkan nomor punggung.
Pertandingan olahraga juga membutuhkan papan nilai yang berisi angka-angka. Angka
pada nomor punggung maupun angka pada papan nilai merupakan produk grafika.
c. Kata-kata yang indah seperti puisi atau
kata-kata bijak yang berisi motivasi biasanya dibuat pajang di dinding, sebagai
kartu ucapan atau menjadi sebuah buku. Pajangan dinding, kartu ucapan maupun buku
merupakan produk grafika.
d. Kegiatan pertunjukan musik dan tari
membutuhkan poster untuk mengumumkan tema, waktu dan tempat dari acara
tersebut. Pertunjukan musik dan tari juga memerlukan tiket masuk. Poster dan tiket
merupakan salah satu produk grafika.
2.
Mencari Solusi dengan Curah
Pendapat
Langkah selanjutnya adalah mencari ide
sebagai solusi dari masalah tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah melalui
curah pendapat (brainstorming) yang dilakukan dalam kelompok. Pada
proses brainstorming ini, setiap anggota kelompok harus membebaskan diri
untuk menghasilkan ide-ide yang beragam dan sebanyak-banyaknya. Beri kesempatan
juga untuk munculnya ide-ide yang tidak masuk akal sekalipun. Tuangkan ide-ide
tersebut ke dalam sketsa.
Kunci sukses dari tahap brainstorming
dalam kelompok adalah jangan ada perasaan takut salah, setiap orang berhak
mengeluarkan pendapat, saling menghargai pendapat teman, boleh memberikan ide
yang merupakan perkembangan dari ide sebelumnya, dan jangan lupa mencatat
setiap ide yang muncul. Ide meliputi bentuk, gambar dan teks, warna, komposisi
dan teknik apa yang akan digunakan.
Rasionalisasi adalah proses mengevaluasi
ide-ide yang muncul dengan beberapa pertimbangan teknis, di antaranya:
a. Material dan bahan saja yang akan
digunakan?
b. Teknik apa yang akan digunakan untuk
produksi?
c. Bagaimana proporsi dan ukuran yang sesuai
untuk produk tersebut agar sesuai dengan kebutuhan?
Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang memastikan
bahwa rancangan yang dibuat dapat berfungsi baik dan dapat diproduksi. Perhatikan
sketsa-sketsa yang telah dibuat. Pilih ide-ide yang dianggap baik dan potensial
untuk produk grafika yang akan dibuat. Kembangkan ide-ide ini dengan rasional,
dan tuangkan ke dalam sketsa-sketsa selanjutnya. Tentukan desain akhir dari
produk grafika yang akan dibuat.
C.
Produksi Produk Grafika
Pada tahap perancangan dilanjutkan dengan
tahap produksi grafika. Kelancaran produksi ditentukan pula oleh cara kerja
yang memperhatikan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Upaya menjaga
kesehatan dan keselamatan kerja dibuat berdasarkan bahan, alat dan proses
produksi yang digunakan. Pada produksi grafika, pada umumnya, menggunakan bahan
kimia yang dapat berbahaya bagi kulit dan pernafasan, maka pekerja harus
menggunakan sarung tangan dan masker. Selain alat keselamatan kerja, yang tak
kalah penting adalah sikap kerja yang rapi, hati-hati, teliti dan penuh
konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung kesehatan dan keselamatan kerja.
Produksi grafika diawali dengan tahap
persiapan. Persiapan terdiri dari persiapan bahan, alat dan tempat kerja,
termasuk alat keselamatan kerja yang dibutuhkan. Pada produksi grafika dengan
menggunakan teknik sablon, peralatan yang dibutuhkan adalah screen dan rakel,
sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah cat dan pengencer cat. Cat yang
dibutuhkan bergantung dari desain dan teknik pewarnaan yang digunakan. Teknik
sablon dapat menggunakan teknik blok warna yang menggunakan acuan cetak
sejumlah warna yang diinginkan. Teknik lain adalah serupa dengan ofset ialah
menggunakan prinsip CMYK, yaitu 3 warna dan hitam. Oleh karena itu, menggunakan
4 acuan cetak.
Tahap berikutnya adalah pembuatan acuan
cetak. Acuan cetak dibuat bergantung pada desain dan teknik yang dipilih. Pada
penggunaan teknik sablon dengan acuan cetak pada screen beremulsi,
dipersiapkan screen beremulsi sejumlah warna yang diinginkan. Setiap
warna dibuat film tersendiri. Setiap film kemudian dibuatkan screen
beremulsi sesuai gambar pada film.
D.
Kemasan Produk Grafika
Kemasan untuk produk berfungsi untuk
melindungi produk kerusakan serta memberikan kemudahan membawa dari lokasi
produksi hingga sampai ke konsumen. Kemasan juga berfungsi untuk menambah daya
tarik, dan sebagai identitas atau brand dari produk tersebut. Fungsi kemasan
didukung oleh pemilihan material, bentuk, warna, teks dan grafis yang tepat.
Material yang digunakan untuk membuat kemasan beragam bergantung dari produk
yang akan dikemas. Produk yang mudah rusak harus menggunakan kemasan yang
memiliki material berstruktur.
Pemilihan material juga disesuaikan
dengan identitas atau brand dari produk tersebut. Daya tarik dan identitas,
selain ditampilkan oleh material kemasan, juga dapat ditampilkan melalui
bentuk, warna, teks dan grafis. Pengemasan dapat dilengkapi dengan label yang
memberikan informasi teknis maupun memperkuat identitas atau brand. Gambar
serta tulisan pada kemasan dan label kemasan yang memberikan informasi dan daya
tarik, merupakan produk grafika. Produk grafika selain kemasan dan label, yang
akan dijual seperti kartu ucapan, buku puisi, atau kaos olahraga perlu dikemas
untuk melindungi produk tersebut dari kerusakan dan membuatnya menjadi lebih
menarik.
E.
Penghitungan Biaya Produksi Produk
Grafika
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang
harus dikeluarkan untuk terjadinya produksi barang. Unsur biaya produksi adalah
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Biaya yang
termasuk ke dalam overhead adalah biaya selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi. Metode
penghitungan Biaya Produksi adalah seperti pada tabel berikut ini.
Biaya bahan
baku |
Rp.
........................... |
Biaya tenaga produksi |
Rp.
........................... |
Biaya overhead |
Rp.
........................... + |
Biaya
Produksi |
Rp.
........................... |
F.
Pemasaran Langsung Produk Grafika
Pemasaran langsung adalah promosi dan
penjualan yang dilakukan langsung kepada konsumen tanpa melalui toko. Penjualan
langsung merupakan hasil dari promosi langsung yang dilakukan oleh penjual
terhadap pembeli. Pemasaran dapat dilakukan dengan promosi dan demo penggunaan
produk kepada calon konsumen.
Sistem penjualan langsung dapat berupa
penjualan satu tingkat (single level marketing) atau multi tingkat (multilevel
marketing). Penjualan satu tingkat merupakan cara yang paling sederhana
untuk menjual produk secara langsung. Wirausahawan langsung memasarkan dan
menjual kepada konsumen tanpa membutuhkan toko atau pramuniaga. Pemasaran
produk grafika dapat dilakukan dengan cara pemesanan. Konsumen dapat melihat,
mengenali dan mencoba contoh produk, serta memesannya. Produk grafika akan
diproduksi berdasarkan pesanan dan dikirimkan kepada konsumen sesuai waktu yang
dijanjikan.
Produsen selain menjual produknya
sendiri, dapat membentuk kelompok penjual yang akan memasarkan dan menjualkan
produknya secara langsung kepada konsumen. Kelompok penjual dapat terdiri dari
beberapa tingkatan. Sistem dengan beberapa tingkat kelompok penjual, disebut
dengan multilevel marketing Produk Perusahaan memiliki usaha di bidang
penjualan langsung (direct selling) baik yang menggunakan single
level maupun multilevel marketing wajib memiliki Surat Izin Usaha
Penjualan Langsung yang dikeluarkan oleh BKPM sesuai dengan Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 32 Tahun 2008.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Grafika atau dalam bahasa Inggrisnya graphics
adalah presentasi visual pada suatu permukaan yang bertujuan untuk memberikan
informasi atau keindahan. Jadi, pengertian grafika adalah gambar dan teks yang
ditampilkan pada bidang datar, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau
keindahan. Pada saat ini, produk grafika telah menjadi bagian dari kehidupan
sehari-hari dalam bentuk poster, buku, iklan, gambar pada kemasan makanan,
tanda petunjuk jalan, dan lain-lain.
Grafika sudah ada sejak zaman dahulu
berupa lukisan gua prasejarah. Di Sulawesi Selatan, Maluku, Kalimantan dan
Papua, terdapat lukisan gua prasejarah yang berasal dari ribuan tahun Sebelum
Masehi. Lukisan prasejarah ini berupa cap tangan, gambar manusia dan gambar
hewan di antaranya babi hutan yang terpanah, babi rusa, anoa, ikan serta benda-benda
seperti sampan, kapak dan mata bajak. Lukisan gua prasejarah serupa itu juga
terdapat di Perancis Selatan yang dibuat 14.000 Sebelum Masehi dan di Bhumbetka
Rock Shelters di India yang dibuat pada awal 7000 Sebelum Masehi.
Dari lukisan gua prasejarah tersebut,
dapat diperoleh informasi tentang kegiatan manusia pada masa itu. Teknik yang
digunakan berupa torehan langsung, cap dan stensil. Lukisan tersebut juga
memanfaatkan warna merah, hitam dan putih yang berasal dari pewarna alam.
Artinya, manusia pada masa itu membuat lukisan tidak hanya untuk menyampaikan
informasi, tetapi juga untuk menyampaikan nilai estetik dan keindahan. Grafis
berupa lukisan gua prasejarah memberikan informasi atau dapat disebut juga
dengan bahasa gambar. Bahasa tulisan yang juga merupakan bagian dari grafika,
berkembang di beberapa tempat di dunia diperkirakan pada sekitar 4.000 tahun
sebelum masehi.
B.
Saran
Carilah
ide produk grafika yang akan dibuat. Pencarian ide dapat dilakukan dengan curah
pendapat (brainstorming) dalam kelompok. Rencanakan proses produksi,
jumlah bahan dan alat serta kebutuhan tempat kerja berdasarkan target produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddi, R. 1999. Kajian tentang Daya Saing Pedagang Eceran
Kecil. Jakarta: Badan Litbang Koperasi dan PKM RI.
Soedirman, Suma’mur. 2014. Kesehatan Kerja dalam Perspektif
Hiperkes & Keselamatan Kerja. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tambunan, T. 2012. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia.
Jakarta: Penerbit LP3ES.
Werdhaningsih, Hendriana. 2017. Prakarya dan Kewirausahaan Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Semester 2.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Yuyun dan Gunarsa, D. 2011. Cerdas Mengemas Produk Makanan dan
Minuman. Bogor: Agro Media Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar