DAFTAR ISI
Cover....................................................................................................................1
Kata
Pengantar...................................................................................................2
Daftar
Isi..............................................................................................................3
Bab 1 Pendahuluan
- Latar Belakang Masalah........................................................................4
- Rumusan
Masalah..................................................................................5
- Tujuan
Penulisan....................................................................................6
Bab 2 Pembahasan
- Definisi
pendekatan................................................................................7
- Fungsi pendekatan
.................................................................................8
- Macam –macam
pendekatan...............................................................17
- Tujuan
pendekatan..............................................................................22
Bab 3 Penutup
- Kesimpulan.............................................................................................24
- Saran.......................................................................................................25
Daftar
Pustaka.......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang di berikan mulai dari pengembangan,
pendidikan IPS tidak hanya di arahkan pada pengembangan kompetensi yang
berkaitan dengan aspek intelrktual saja. IPS di SD merupakan mata pelajaran yag
di kemas secara terpadu dari bahan kajian sejarah, geografi, ekonomi, politik,
antropologi, dan ekologi. Salah satu tujuan utama pembelajaran IPS adalah
membina pengetahuan siswa tentang pengalaman manusa dalam kehidupan
bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan di masa yang akan datang. Upaya
untuk mencapai tujuan di atas dapat di tempuh melalui pengembangan kemampuan
siawa dalam praktek pembelajaran yang menyeluruh dan terpadu. Pembelajaran yang
baik harus mempunyai tujuan membelajarkan siswa untuk memperoleh hasil belajar
berupa perpaduan antara aspek kognitif, efektif dan psikomotor secara seimbang.
Ilmu Pengetahuan
Sosial merupakan mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam membentuk
warga negara yang baik, melati peserta didik berkemampuan berfikir matang untuk
mrngadapai dan memecahkan masalah sosial, dan agar peserta didik dapat mewarisi
dan elanjutkan budaya bangsanya. Pada jenjang SD, pencapaian tujuan itu bukan
merupakan pekerjaan yang mudah, karena (1) saat ini mata pelajaran ips menjadi
pelajaran yang di anggap kurang penting di bandingkan dengan mata kelompok
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi lainnya seperti: Bahasa indonesia,
Matematika, dan Ipa, yang di tunjukan melalui kenyataan bahwa IPS tidak lagi
menjadi mata pelajaran yang di ujikan secara nasional. (2) IPS juga di
asumsikan oleh masyarakat dan kalangan guru sendiri sebagai pelajaran yang
tidak menarik karena hanya bersifat hafalan, kurang menantang untuk berfikir,
sarat dengan kumpulan konsep-konsep, pengertian-pengertian, data, atau fakta
yang harus di hafal dan tidak perlu dibuktikan. (3) kesulitan yang lain ialah
soal pendekatan, apakah sejarah di pandang ilmu ataukah sastra.
(kuncowijoyo,2013).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan pada
penulisan ini adalah:
1.
Apa
yang di maksud dengan pendekatan?
2.
Apa
yang di maksud perkembangan Kognitif?
3.
Apa
yang di maksud pendekatan Sosial?
4.
Apa
yang di maksud pendekatan Personal?
5.
Apa
yang di maksud dengan pendekatan Modifikasi Perilaku?
6.
Apa
yang di maksud pendekatan ekspositori?
C.
Tujuan
1. Agar dapat
mengetahui definisi dari pendekatan.
2. Agar dapat
mengetahui pengertian dari perkembangan kognitif
3. Agar dapat
mengetahui pendekatan sosial
4. Agar dapat
mengerti pendekatan personal
5. Agar dapat
mengerti pendekatan modifikasi perilaku
6. Agar dapat
mengerti pendekatan ekspositori
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENDEKATAN PENDEKATAN IPS
a. Definisi
pendekatan
Pendekatan mengandung
arti cara pandang atau cara meyikapi sesuatu dengan bertolak belakang dari
asumsi tertentu. Pelajaran IPS di gunakan sebgai istilah teknis pedagogis untuk
memperoleh belajar-mengajar atau proses pembelajaran dalam mata pelajaran IPS. Pendekatan
dalam pelajaran IPS di maksudkan sebagai cara pandang kita terhadap proses
belajar murid dalam mata pelajaran IPS, dan upaya penciptaan kondisi dan iklim
kelasyang memungkinkan terjadinya proses belajar.
Pendekatan sangat
penting bagi guru karena guru dalam mata pelajarn IPS selain berfungsi sebagai
manajer kelas dan fasilitator belajar, juga menjadi aktor sosial. Oleh karena
itu, dengan mempelajari berbagai jenis pendekatan ini, dapat menambah percaya
diri seorang guru untuk melaksanakan tugas sebagai guru ips.
Pendekatan tergantung
pada berbagai hal, seperti tingkat penddikan, tujuan dan lingkungan pendidikan
anak. Artinya seorang guru harus memilih pendekatan yang sesuai dengan
kebutuhan materi ajar yang di tuangkan dalam perencanaan pembelajaran. Untuk SD
dapat di bicarakan dengan estetis. Artinya sejarah di berikan untuk menanamkan
rasa cinta kepada perjuangan, pahlawan, tanah air dan bangsa.
Pendekatan
pembelajaran dapat di artikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. [1]
b. Fungsi pendekatan bagi suatau pembelajaran
1.
Sebagai
pedoman umum dalam menyususn langkah-lamgkah metode pembelajaran yang aan di
gunakan.
2.
Memberikan
garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
3.
Menilai
hasil-hasil pembelajaran yang telah di capai.
4.
Mendiaknosis
masalah-masalah belajar yang timbul.
5.
Menilai
hasil penelitian dan pengembangan yang telah di laksanakan.
c. Macam-macam karakteristik dalam pembelajaranb
Berkaitan dengan atmosfir di sekolah, ada sejumlah karakteristik
yang dapat di idenifikasi pada siswa , berdasarkan kelas-kelas yang ada.
1.
Karakteristik
pada Masa Kelas Rendah (1,2dan 3)
a). Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan pretasi sekolah
b). Suka memuji diri sendiri
penting
d).
Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang menguntungkan
dirinya
e). Suka
meremehkan orang lain
2.
Karakteristik
pada Masa Kelas Tinggi (4,5 dan 6)
a.
Perintahnya
tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
b.
Ingin
tahu, ingin belajar, dan relistis
c.
Timbul
minat pada pelajaran-pelajaran khusus
d.
Anak
memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di
sekolah.
e.
Tujuan
Tujuan utama pendekatan
penelitian sosial adalah membangun teori atau secara umum membangun
pengetahuan. Atau teori di perlukan fakta konsep dan generalisasi. Pendekatan
penelitian sosial untuk murid SD tentunya harus di sesuaikan tingkat
perkembangan kognitif anak usia kelas 4, 5 dan 6 karena mata pelajaran IPS di
ajarkan di kelas-kelas itu.
Menurut teori piaget
(Bell GradYer : 1989) pada usia kelas 4, 5, 6 yakni kira-kira usia 8-12 tahun
berada dalam tahap operasi konkret dan operasi formal. Oleh karena itu,
tujuannya memperkenalkan dan melatih anak cara berfikir sosial dan dapat di
bangun tentu saja belum sampai pada teori pengetahuan sosial, tetapi berupa
pengetahuan sosial dengan kerangka keilmuan sederhana.[2]
B. PENDEKATAN
KOGNITIF
a. Pengertian
pendekatan IPS
Istilah
kognitif berasal dari bahasa latin cosnogcereyang
arinya mengetahui (to know).
Pendekatan kogniitif adalah pendekatan yang menekankan pada bagaimana cara
individu memberi respon yang datang dari sebuah masalah dengan cara
mengorganisasikan data, memformulisasikan masalah, membangun konsep dan rencana
pemecahan masalah.
Aspek-aspek
yang termasuk kogitif adalah pengetahuan, pemahamam, penerapan analisis,
sintesis, dan evaluasi pendekatan kognitif ini menekankan pada bagaimana cara
individu memberi repon yang datang dari lingkungan dengan data
mengorganisasikan data, memformalisasikan masalah, membangun konsep, dan
rencana pemecahan masalah dengan simbol-simbol verbal dan nonverbal tau
pendekatan kognitif dalah sustu pendekata ang menekankan pada kecakapan
intelektual.
Kurikulum pendidikan dasar tahun
2006 , telah merumuskann bahwa mata
pelajaran ilmu kemampuan dan sikap rasional tentang gejala gejala. Sosial serta
kemampuan tentang perkembangan masyarakat indonesiaa dan masyarakat dunia di
masa lampau dan masa kini. Ilmu pengetahuan sosial mempelajari berbagai
kenyataan sosial dalam kehidupan sehari-hari yang bersumber dari ilmu bumi,
ekonomi, sejarah, antroplogi, sosiologi, dan tata negara.
Dapat
kita simpulan bahwa karakteristik pembelajaran ips secara umum merupakan
pendekatan kognitif sebagai dasar
partisipasi sosial. Artinya, pusat perhatian utama pembelajaran ips adalah
pembangunan murid sebagai aktor sosial
yang cerdas. Untuk menjadi aktor sosial yang cerdas, tidak berarti dan memang
tidak bisa dikembangkan aspek kecerdasan sosial nya dan rasional nya (
rasional intelegence). Tetapi juga
kecerdasan emosionalnya (emotional intelligence) (goleman:1996). Seperti
ditegaskan oleh goleman (1969) maka 2 kecerdasan itu-sama memiliki kontribusi
terhadap keberhasilan seseorang, dalam masyarakat masing-masing diperkurakan
20% kecerdasan rasional dan 80% kecerdasan emosional.[3]
b. Cara
merancang metode pembelajaran IPS yang berlandaskan pendekatan kognitif
salah satu metode pembelajaranyang
berlandaskan pendekatan kognitif adalah latihan Inquiry (Inquiry training).
Metode pembelajaran inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan
mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari
jawaban atau memecahkan masalah terhadap kenyataan atau rumusan masalah dengan
menggunakan kemampuan berfikir kritis dan logis. Penerapannya lebih
menitikberatkan pada penyelidikan yang bersifat bebas, tetapi terarah dan
sistematis.Metode latiahan inkuiri di dasarkan atas terjadi nya konfrontasi
iuru intelektual. Guru memulainya dengan mengajukan suatu situasi teka-teki
kepada siswa ountuk di pecahkan atau di selesaikan. Guru dalam kegiatan ini
harus mampu menyajikan peristiwa – peristiwa yang membangkitkan siswa untuk
terjadinya konfrontasi intelektual.
Tahap-tahap penerapan metode latihan
inkuiri adlah berikut ini :
1. Menyajikan
masalah
2. Mengumpulkan
data dan verifikasi data
3. Mengumpulkan
unsur baru
4. Merumuskan
penjelasan
5. Menganalisis
terhadap proses inkuiri
Hal
hal yang harus di perhatikan guru dalam menerapka metote inkuiria adalah sebagi
berikut :
1. Rencanakan
waktu yang akan di gunakan
2. Siswa
dapat melakukan secara kelompok
3. Lanjutkankan
latihan inkuiri dengan jalan diskusi
4. Gunakan
sumber-sumber yang sesuai dengan masalah sebanyak banyakya
c. Penerapan
menggunakan metode pembelarajan IPS berlandaskan pendekatan kognitif
1. Menyajikan
masalah
2. Mengupulkan
data dan verifikasi data
3. Mengumpulkan
unsur baru
4. Merumuskan
penjelasn
5. Menganalisi
terhadap proses inkuiri
d.
Menerapkan
Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD yang berlandaskan Pendekatan Kognitif
Sebagai contoh, ambil kurikulum SD kelas
6 Semester II:
1. Kompetensi
dasar
Kemampuan memahami gejala alam dan
sosial negara sosial dan negara tetangga.
2. Materi
pokok
Gejala alam dan sosial negara indonesia
dan negara tetangga.
3. Hasil
belajar
a. Membandingkan
gejala alam negara indonesia dengan negara-negara tetangga.
b. Mendeskripsikan
gejala sosial indonesia dan negara-negara tetangga.
4. Indikator
a. Menunjukan
pada peta letak dan nama negara-negara tetangga indonesia.
b. Membandingkan
ciri-ciri gejala alam indonesia dengan negara- negara tetangga.
c. Membandingkan
ciri-ciri gejala sosial di indonesia dengan negara tetangga.
d. Memberi
contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di indonesia.[4]
C. PENDEKATAN
SOSIAL
a. Pengertian
pendekatan sosial
Pendekatan
sosial menekankan kecakapan individu berhubungan dengan orang lain
(masyarakat), dan memusatkan perhatian pada gejala sosial-soasial yang muncul.
Salah satu petode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan soaial yang akan di
ambil sebagai contoh adalah inkuiri sosial.
Ketika proses
inkuiri soaial berlangsung guru harus berperan sebagai pembimbing. Dalam
membimbing peserta didik , guru janganlah sebagai pemberi perintah, akan tetapi
sebagai pemberi motivator dan reflektor.Pendekatan
sosial mengutamakan individu dengan masyarakat dan memusatkan perhatiannya
kepada proses soaial yang merupakan negoisasi sosial.
Pendekatan sosial berangkat dari dua
asumsi. Pertama, masalah-masalah sosial di identifikasikan atas dasar kesepkan
yang di peroleh dalam proses sosial dan menggunakan prinsip sosial pula. Kedua,
proses-proses sosial yang demokrokratis perlu dikembang untuk memperbaiki
masyarakat dalam arti seluas luasnya dan terus menerus.
Dalam pelaksanaan metode pengajar
inkuiri sosial siswa di atur dalam bentuk struktur sosial. Siswa akan membant
sistem sosial yang berubh dan bergerak dari tahap yang satu ke tahap
berikutnya.
Terdapat tiga ciri pokok metode inkuiri soasial
sebagi berikut :
1. Adanya
aspek sosial dalam kelas dan dapat menimbulkan terciptanya suasana diskusi.
2. Adanya
penetapan hipotesis sebagai arah dalam masalah
3. Adanya
fakta-fakta sebagai bahan pembuktian hipotesis
b.
Cara
merancang penggunaaan metode pembelajaran IPS berasrakan pendekatan sosial.
Tahap
– tahap penerapan metode inkuiri sosial sebagai berikut
1. Tahap
orientasi
Peserta
didik dengan bantuan guru mengambil dan menerapkan masalah sosial yang di
jadikan pokok pembahasan.
2. Tahap
hipotesis
Hipotesis
sebagai acuan dalam usaha pemecahan masalah. Hipotesis yang baik harus memenuhi
syarat berikut ini:
a. Valid
( sahih ) yaitu memuji apa yang seharusnya di puji
b. Kompatibilitas
yaitu adanya kesesuaian antara hipotesis dengan generalisasi pengalaman sisa
baru atau guru yang telah di peroleh sebelumnya.
c. Mempunyai
hubungan dengan peristiwa yang telah terjadi dapat di adakan pembuktian
3. Tahap
definisi
Peserta
didik mengadakan pembahasan mengenai pengertian istilah yang terdapat pada
hipotesis
4. Tahap
eksplorasi
Peserta
didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan mengembangkan
hipotesis dengan implikasi dan asumsi-asumsinya.
5. Tahap
pembuktian hipotesis
Peserta
didik melakukan pembuktian dengan jalan melakukan pengumpulan data melalui
metode-metode pengumpulan data yang sesuai dengan masalah-masalah yang di
bahas.
6. Tahap
generalisasi
Penyimpulkan
dengan kalimat yang baik.
c.
Menerapkan
metode pendekatan pembelajaran sosial IPS berdasarkan pendekatan sosial
Sebagai
contoh, kurikulum SD kelas 5 semester 1, sebagai berikut.
1. Kompetensi
dasar
2. Pokok
pembahasan
3. Hasil
belajar
a. Mengidentifikasi
keadaan penduduk di indonesia.
b. Mendeskripsikan
peran dan tanggung jawab pemerintah.
4. Indikator
a. Menjelaskan
perkembangan jumlah penduduk, penggolongan, persebaran dan kepadatan penduduk
di indonesia.
b. Menginterpretasiakan
berbagai grafik penduduk.
c. Menjelaskan
permasalahan penduduk di indonesia.
d. Mengidentifakasi
bentuk, sebab, dan akibat perpindahan penduduk yang terjadi di indonesia.
e. Menguraikan
pengertian pemerintahan, pemerintahan daerah, dan pemerintahan pusat.
f. Menjelaskan
sistem pemerintahan demokrasi.
g. Memberi
contoh tugas dan tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakat.
Setelah
memahami hal di atas maka selanjutnya adalah
1. Tahap
orientasi
2. Tahap
hipotesis
Menyusun
hipotes yaitu:
a. Kondisi
fisis suatu daerah yaitu lahan pertanian yang sempit, mempunyai hubungan dengan
terjadinyakemiskinan.
b. Kualitas
sumberdaya manusia yaitu tingkat pendidikan yang rendah, mempunyai hubungan
dengan terjadinya kemiskinan.
3. Tahap
definisi
Membahas
pengertian dari istilah yang ada dalam hipotesis
a. Kondisi
fisis adalah keadaan lingkungan alam yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
manusia, misalnya keadaan sumber daya alam suatu daerah.
b. Kualitas
SDM adalah derajat kemampuan manusia mengolah sumber daya alam yang ada dengan
teknologi yang di miliki.
c. Kemiskinan
di bedakan menjadi 2 yaitu: kemiskinan alamiah dan kemiskinan
struktural/buatan. Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang di timbulkan
sebagai akibat terbatasnya sumber daya alam atau daya dukung sumber daya alam
terhadap sumber daya manusia rendah.
4. Tahap
eksplorasi
5. Tahap
pembuktian hipotesis
6. Tahap
generalisasi[5]
D. PENDEKATAN
PERSONAL
a.
Pengertian
pendekatan personal
Pendekatan personal ini lebih menekankan
pada proses yang membantu individu dalam membentuk dan mengorganisasikan
kenyataan –kenyataan yang kompleks. Keberadaan siswa dalam kelompok banyak
mempunyai arti untuk mengenal dirinya sebagai pribadi sehingga dapat
menghasilakan hubungan interpersonalyang cukup tinggi.
b.
Cara
merancang metode pembelajaran beasarkan pendekatan personal
salah satu metode pembelajaran yang
berlandaskan pendekatan personal yaitu metode pertemuan kelas. Hal ini di
karenakan 2 asumsi, pertama kebutuhan dasar manusia yaitu cita dan harga diri,
kedua hubungan antara manusia (teori glaser).
Metode pertemuan kelas di lihat dari
fokus pembicaraan dalam diskusi menurut glasser di bedakan menjadi 3 tipe:
1. Tipe
pertemuan pemecahan sosial
2. Tipe
pertemuan terbuka
3. Tipe
pertemuan terarah dan terbuka
Langkah-langkah penerapan metode
pertemuan kelas adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan
iklim yang mengundang ketertiban
Tugas
guru yaitu:
a. Menyajikan
masalah untuk diskusi
b. Menyeleksi
pendapat siswa tanpa merendahkan dan penilaian.
2. Menyajikan
masalah untuk diskusi
Tugas
guru yaitu:
a. Mengajukan
masalah
b. Mengemukakan
masalah
c. Mendeskripsikan
masalah
d. Mengidentifikasi
konsekuensi
e. Mengidentifikasi
norma sosial
3. Mengembangkan
perkembangan nilai pribadi
4. Mengidentifikasi
alternatif tindakan
5. Merumuskan
kesepakatan
6. Perilaku
tindak lanjut
c.Menerapkan metode pembelajaran IPS pendekatan
modifikasi personal
contoh
ambil kurikulum SD kelas 5 semester 2.
1. Kompetesi
dasar
Kemampuan
mamahami perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah dan tokoh-tokoh
pergerakan nasional.
2. Pokok
bahasan (materi pokok)
Perjuangan
melawan penjajah dan pergerakan nasional indonesia.
3. Hasil
belajar
a. Mengidentifikasi
tokoh-tokoh penting pergerakan nasional dan tokoh-tokoh perjuang setempat.
b. Mengidentifikasi
peranan sumpah pemuda 28 oktober 1928 dalam mempersatukan indonesia.
4. Indikator
a. Membuat
ringkasan riwayat hidup tokoh-tokoh penting pergerakan nasioanal (misal R.A.
kartini, Dewi Sartika, Ki Hajar Dewantoro, Douwes Dekker).
b. Membuat
laporan tentang tokoh pejuang yang ada di provinsinya.
c. Mencertakan
peristiwa sumpah pemuda.
d. Menceritakan
peranan masing- masing tokoh dalam peristiwa sumpah pemuda 28 oktober 1928.
e. Menceritakan
peranan sumpah pemuda 28 oktober 1928 dalam mempersatukan indonesia.[6]
E.
PENDEKATAN MODIFIKASI
a.
Pengertian
Pendekatan Modifikasi
Perilaku Ciri Pendekatan ini
adalah adanya kecenderungan memecah tugas belajar menjadi sejumlah perilaku
yang kecil (langkah-langkah kecil) dan berurutan. Mengajar pada dasarnya adalah
mengusahakan terjadinya perubahan dalam perilaku peserta didik dan perubahan
perilaku tersebut harus dapat diamati.
a.
Rumpun
pendekatan perilaku:
1. Pendekatan pengelolaan
kontingensi.
2. Pendekatan mawas diri
3. Pendekatan
relaksasi
4. Pendekatan reduksi stress
5. Pendekatan assertive
training
6. Pendekatan direct
training
b.
Cara
Merancang Metode Pembelajaran IPS di SD Berdasarkan Pendekatan Modifikasi
Perilaku Salah satu pendekatan modifikasi perilaku adalah pendekatan mawas diri
atau model mengajar pengendalian diri.
Model ini ada 5 tahap:
1. Tahap pengenalan prinsip
tingkah laku Peserta didik dapat memahami kesulitan yang dihadapi.
2. Tahap menetapkan data
dasar. Menetapkan rancangan, perilaku, dan respon yang sesuai atau tidak.
3. Tahap menyiapkan program yang realistis Menyusun program
realistis dan seimbang
4. Tahap pelaksanaan program
Melaksanakan program yang disusun
5. Tahap evaluasi dan tindak
lanjut Melakukan penilaian dan tindak lanjut yang akan dilakukan.
d. Menerapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD yang
Berlandaskan Pendekatan Modifikasi Perilaku. Untuk menerapkan penggunaan metode
ini diambil contoh materi dari GBPP IPS Sekolah Dasar Kelas 5 semester II
1. Kompetensi Dasar 10
Kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah dan tokoh-tokoh
Pergerakan Nasional.
2. Materi Pokok Pendudukan
Jepang di Indonesia.
3. Hasil Belajar Mendeskripsikan penduduk Jepang di Indonesia
4. Indikator (Uraian Materi)
a. Menceritakan pendudukan
Jepang di Indonesia
b. Menceritakan sebab dan
akibat pergerakan tenaga romusa oleh Jepang terhadap penduduk Indonesia.
5. Pelaksanaan Pembelajaran Setelah mempelajari KD, materi pokok,
hasil belajar, dan indikator, guru dapat menjelaskan materi tersebut dengan
cara yang mudah diterima.[7]
F.
PENDEKAN
EKSPOSITORI
Metode
pembelajaran ekspositori adalah metode pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai meteri pelajaran secara optimal.
a.
Karakteristik
pembelajaran ekspositori terhadap beberapa karakteristik metode pembelajaran
ekspositori diantaranya:
1)
Metode
ekspositori dilakukan dengancara menyampaikan materi pelajaran secara verbal,
artinya berurut secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini,
oleh sebab itu sering orang mengidentifikasikannya dengan ceramah.
2)
Materi
pembelajaran yang disampaikan adalah materi pelajar yang sudah jadi, seperti
data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus duhafal sehingga tidak
menuntut siswa untuk berfikir ulang.
3)
Tujuan
utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya,
setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan
benar dengan cara mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
b.
Prinsip
penggunaan strategi pembelajaran ekspositori
Beberapa prinsip dari metode pembelajaran ekspositori, yaitu :
1)
Berorientasi
pada tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam
strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti
proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Justru tujuan itulah yang
harus menjadi pertimbangan dalam penggunaan strategi ini.
2)
Prinsip
komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang
menunjuk pada proses penyampaian pesan
dari seorang guru kepada seorang atau kelompok orang (siswa). Pesan yang ingin
disampaikan dalam hal ini adalah materi
pembelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang
ingin dicapai.
3)
Prinsip
kesiapan
Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan,
terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik keadaan fisik maupun psikis untuk
enerima pelajaran.
4)
Prinsip
berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk
mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya
berlangsung saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori
yang berhasil adalah mana kala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa
pada situasi ketidak seimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka
untuk mencari dan menentukan atau menambah wawasan melalui proses pembelajaran
mandiri.
c.
Langkah-langkah pelaksanaan
metode ekspositori
Ada beberapa langkah dalam penerapan metode ekspositori, yaitu :
1)
Persiapan
(preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapakan siswa untuk
menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan
langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah pesiapan.
Beberapa hal yang harus dilakuakan dalam langkah persiapan diantaranya adalah :
1.
Memberikan
sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.
2.
Mulailah
dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
3.
Bukalah
file dalam otak siswa.
2)
Penyajian
(presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran
sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan guru dalam
penyajian ini adalah bagai mana agar materi pembelajaran dapat dengan mudah
ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: (1) penggunaan bahasa, (2)
intonasi suara, (3) menjaga kontak mata dengan siswa, dan (4) menggunakan
joke-joke yang menyegarkan.
3)
Korelasi
(correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran
dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.
4)
Menyimpulkan
(generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi
pelajaran yang telah disajikan.
5)
Mengaplikasikan
(application)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah
mereka menyimak penjelasan guru. Melalui langkah ini guru akan dapat
mengumpulkan informasi tenteng penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh
siswa. Teknik yang bisa dilakukan pada langkah ini diantaranya : (1) dengan
membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan, (2) dengan memberikan
teks yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
d.
Keunggulan
dan kelemahan metode ekspositori
Keunggulan metode pembelajaran ekspositori, diantaranya :
1)
Guru
bisa mengontrol urutan dan keluasaan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui
sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang dismapaikan.
2)
Metode
pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang
harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk
belajar terbatas.
3)
Melalui
strategi pembelajaran ekspositori selain siswa daapat mendengar melalui
penuturan ( kuliah ) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa dapat
melihat atau mengobserfasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4)
Dapat
digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
Kelemahan
metode pembelajaran ekspositori, diantaranya :
1)
Hanya
mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan
menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu
perlu digunakan strategi lain.
2)
Metode
ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya
belajar.
3)
Sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpesonal,
serta kemampuan berfikir kritis.
4)
Keberhasilan
metode pembelajaran ekspositori saangat tergantung kepada apa yang dimiliki
guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme,
motifasi, dan berbagai kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan
mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak
mungkin berhasil.
5)
Kesempatan
untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terasa.[8]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendekatan mengandung arti cara pandang
atau cara menyikapi sesuatu dengan bertolak belakang dari asusi tertentu.
Pendekatan dalam pembelajaran IPS di maksudkan sebagai cara pandang kita
terhadap proses belajar murid dalam mata pelajaran IPS, dan upaya menciptakan
kondisi dan iklim kelas yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Pendekatan
sangat penting bagi guru karena guru menjadi teladan actor sosial.
Untuk SD sejarah dapat dibicarakan
secara estetis diberikan untuk manamkan rasa cinta kepada perjuangan,pahlawan,
tanah air dan bangsa. Tujuan pengajaran IPS adalah terbentuknya peserta didik
sebagai aktor sosial yang cerdas.
Terdapat beberapa pendekatan
pembelajarandi antaranya, ekspositeri/tradisionalinquiry/discopery pendekatan
interaksi sosial dan pendekatan tingkah laku dalam strategi mengajar secara
umum, terdapat tiga tahapan pokok dalam strategi mengajar, yakni tahapan
pemula, tahapan mengajar, tahapan penilaian tindak lanjut. Tiga tahapan ini
harus di tempuh.
B.
Saran
Di perlukan adanya pendekatan dan
strategi dalam pembelajaran supaya terciptanya peningkatan hasil belajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Christina,
Maylani. Pedagogi Strategi dan Teknik Mengajar Dengan Berkesan. bandung:
PT setra purna inves, 2009.
Susanto,
Ahmad. Pengembangan Pembelajaran Ips di Sd. Pranada: Ciputat, 2004.
Sufemi
dan Nurhasanah. “Penggunaan Metode Demontrasi dan Media Audio Visual dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Ips.” Jurnal Pendidikan
Dasar vol.3, no.2 2018.
Suefemi,
Wahyu Bogja.model pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaran. Bogor:
STKIP Muhamadiyah Bogor, 2009.
Suefemi,
Wahyu Bogja. “Modal Pembelajaran Kooperatif Mind Mopping Berbantu Audio Visual
dalam Meningkatkan Minat, Manusia Dan Hasil Belajar”. Jurnal Pendidikan Ips
Indonesia vol.4.no.1 2019.
Suefemi,
Wahyu Bogja dan Setianingsih.
“Penggunaan Tames Game Tournament Dengan Media Kartu dalam Meningkatkan Hasil
Belajar.” Jurnal Of Komodo Science Education vol.1. no.1 2018.
Oktavia,
Dina. “Metode Pembelajaran kspositori iscovery dan Inquairy.” Dalam
http.wordpres.com diunduh pada 16 maret 2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar