BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah upaya
mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik
potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita
kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam
keseimbangan, kesatuan, organis, harmonis, dan dinamis. Guna mencapai tujuan
hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam
studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Bidang ilmu pendidikan dengan
berbagai cabang-cabangnya merupakan landasan ilmiah bagi pelaksanaan
pendidikan, yang terus berkembang secara dinamis. Sedangkan filsafat pendidikan
sesuai dengan peranannya, merupakan landasan filosofis yang menjiwai seluruh
kebijaksanaan dan pelaksanaan pendidikan. Kedua bidang diatas harus menjadi
pengetahuan dasar (basic knowledge) bagi setiap pelaksana pendidikan, apakah ia
guru ataukah sarjana pendidikan. Membekali mereka dengan pengetahuan dimaksud
diatas berarti memberikan dasar yang kuat bagi sosialnya profesi mereka.
Dengan demikian seorang guru dan
sarjana pendidikan seyogyanya mengapproach masalah pendidikan dengan masalah
dengan masalah approach yang komprehensif dan integral : dan bukan dengan
approach yang elementer, bahkan tidak dengan approach ilmiah semata-mata. Untuk
maksud ini perlu dipahami arti dan fungsi filsafat pendidikan di samping ilmu
pendidikan (dan cabang-cabangnya).
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Pendidikan
Kata
filsafat berasal dari bahasa yunani kuno, philos artinya cinta dan shopia
artinya kearifan atau kebijakan. Filsafat berarti cinta yang mendalam terhadap
kearifan atau kebijakan. Dan dapat pula diartikan sebagai sikap atau pandangan
seseorang yang memikirkan segala sesuatunya secara mendalam dan melihat dari
segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Menurut Harold Titus,
dalam arti sempit filsafat diartikan sebagai sains yang berkaitan dengan
metodologi, dan dalam arti luas filsafat mencoba mengintegrasikan pengetahuan
manusia yang berbeda-bedadan menjadikan suatu pandangan yang komprehensif
tentang alam semesta, hidup, dan makna hidup.
Secara
istilah, filsafat mengandung banyak pengertian sesuai sudut pandang para ahli
bersangkutan, diantaranya :
Muhammad
Noor Syam (1986) merumuskan pengertian filsafat dari dua sisi. Pertama,
filsafat sebagai aktivitas berfikir murni, atau kegiatan akal manusia dalam
usaha mengerti secara mendalam mengenai segala sesuatu. Pengertian filsafat
disini ialah berfilsafat. Kedua, filsafat sebagai produk kegiatan berfikir
murni. Jadi merupakan suatu wujud ilmu sebagai hasil pemikiran dan penyelidikan
berfilsafat, sehingga merupakan suatu bentuk perbendaharaan yang terorganisasi,
memiliki sistematika tertentu filsafat juga diartikan satu bentuk ajaran
tentang sesuatu atau tentang segala sesuatu sebagai satu ideology.
Menurut
Hasbullah Bakry (dalam Prasetya, 1997) filsafat adalah ilmu yang menyelidiki
segala sesuatu dengsn mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusi
sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh
yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya
setelah mengetahui pengetahuan itu.
Filsafat
adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep
dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai
suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu
secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan
segala hubungan.
Kata
pendidikan berasal dari kata didik. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Para ahli mengemukakan definisi pendidikan adalah sebagai berikut :
McLeod :
“pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh
pengetahuan.”
Tardif :
“pendidikan adalah seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan prilaku-prilaku
manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan.”
Poerbakawatja
dan Harahap : “pendidikan ialah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk
dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan
mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.”
Henderson
: “pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung
sepanjang hayat sejak manusia lahir.”
Pendidikan adalah ikhtiar atau usaha manusia dewasa untuk mendewasakan peserta didik agar menjadi manusia mandiri dan bertanggung jawab baik terhadap dirinya maupun , orang lain, hewan, dan sebagainya. Ikhtiar mendewasakan mengandung makna yang sangat luas, yaitu transfer pengetahuan dan keterampilan, bimbingan dan arah penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan pembinaan kepribadian, sikap moral dan sebagainya.
Pendidikan adalah ikhtiar atau usaha manusia dewasa untuk mendewasakan peserta didik agar menjadi manusia mandiri dan bertanggung jawab baik terhadap dirinya maupun , orang lain, hewan, dan sebagainya. Ikhtiar mendewasakan mengandung makna yang sangat luas, yaitu transfer pengetahuan dan keterampilan, bimbingan dan arah penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan pembinaan kepribadian, sikap moral dan sebagainya.
Al-Syaibany
mengartikan bahwa filsafat pendidikan ialah aktifitas pikiran yang teratur yang
menjadi filsafat tersebut sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan
memadukan proses pendidikan. Artinya, bahwa filsafat pendidikan dapat
menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk
mencapainya, maka filsafat pendidikan dan pengalaman kemanusiaan merupakan
factor yang integral atau satu kesatuan.
Dengan
demikian, filsafat pendidikan itu adalah filsafat yang memikirkan tentang
masalah kependidikan. Oleh karena ada kaitan dengan pendidikan, filsafat
diartikan sebagai teori pendidikan dengan segala tingkat. Peranan filsafat
pendidikan merupakan sumber pendorong adanya pendidikan. Dalam bentunya yang
terperinci kemudian filsafat pendidikan menjadi jiwa dan pedoman asasi
pendidikan.
B. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
Pola dan
system berpikir filosofis demikian dilaksanakan dalam ruang lingkup yang
menyangkut bidang-bidang sebagai berikut :
1.
Cosmologi yaitu suatu pemikiran dalam permasalahan yang
berhubungan dengan alam semesta, ruang dan waktu, kenyataan hidup manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan, serta proses kejadian-kejadian dan perkembangan
hidup manusia di alam nyata.
2.
Ontology yaitu suatu pemikiran tentang asal-usul kejadian
alam semesta, dari mana dan kearah mana proses kejadiannya.
Secara makro
(umum) apa yang menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu dalam ruang lingkup
yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan sekitarnya
adalah juga obyek pemikiran filsafat pendidikan. Tetapi secara mikro (khusus) yang
menjadi obyek filsafat pendidikan meliputi :
1.
Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (The Nature
Of Education).
2.
Merumuskan sifat hakikat manusia sebagai subyek dan obyek
pendidikan (The Nature Of Man).
3.
Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat
pendidikan, agama dan kebudayaan.
4.
Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan dan
teori pendidikan.
5.
Merumuskan hubungan antara filsafat negara (Ideology),
filsafat pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidikan).
6.
Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang
merupakan tujuan pendidikan.
Dengan
demikian dari uraian tersebut diperoleh suatu kesimpulan bahwa yang menjadi
obyek filsafat pendidikan ialah semua aspek yang berhubungan dengan upaya
manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikan itu sendiri, yang
berhubungan dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan dan bagaimana tujuan
pendidikan itu dapat dicapai seperti yang dicita-citakan.
C. Tujuan Filsafat Pendidikan
1. Memberikan landasan dan sekaligus
mengarahkan kepada proses pelaksanaan pendidikan
2. Membantu memperjelas tujuan-tujuan
pendidikan
3. Melaksanakan kritik dan koreksi
terhadap proses pelaksanaan tersebut
4. Melakukan evaluasi terhadap metode
dari proses pendidikan.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Filsafat pendidikan ialah aktifitas
pikiran yang teratur yang menjadi filsafat tersebut sebagai jalan untuk
mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan . artinya, bahwa
filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang
diupayakan untuk mencapainya, maka filsafat pendidikan dan pengalaman
kemanusiaan merupakan factor yang integral atau satu kesatuan.
Ruang lingkup filsafat pendidikan Secara
makro (umum) apa yang menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu dalam ruang
lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan
sekitarnya adalah juga obyek pemikiran filsafat pendidikan. Tetapi secara mikro (khusus) yang
menjadi obyek filsafat pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin
Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Syar’i
Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005
http://cybercounselingstain.bigforumpro.com/t133_pengertian-filsafat-pendidikan
http://dakir.wordpress.com/2009/03/07/pengertian-obyek-kajian-fungsi-dan-tugas-filsafat-pendidikan/
http://www.scribd.com/doc/8864461/filsafat-pendidikan-pengantar
http://pakguruonline.pendidikannet/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_11.html#top
Tidak ada komentar:
Posting Komentar